11 April 2020

The Corona Crisis Marketing With Belinda & Juminten


THE CORONA CRISIS MARKETING 
WITH BELINDA & JUMINTEN


Masa pandemi yang berlangsung cukup lama, telah mengubah kebiasaan harian kita semua. Roda kegiatan akademik kampus ikut merasakan imbasnya. Tatap muka konvensional berubah menggunakan cara daring (dalam jaringan). Banyak mahasiswa dan dosen yang mengeluhkan keadaan ini, dan tak siap dengan perubahan. Namun, sebagai manusia yang diberikan anugrah berpikir dari Sang Kuasa tentunya kita harus mencari jalan keluar dari sebuah persoalan.

Di tengah-tengah berjuang mencari solusi internal memompa semangat rekan dosen dan mahasiswa, kami dikontak oleh beberapa guru yang tergabung dalam MKKS SMP Swasta di wilayah Surabaya Utara. Dari beberapa diskusi terungkap persoalan yang sama, yaitu belajar daring telah menjebak para pengajar/dosen menggunakan pola yang sama. Pola yang dilakukan hanya mengunggah materi berupa file dan kemudian memberikan tugas. Sehingga dirasa lebih memberatkan dan membosankan oleh siswa dan mahasiswa.

Dari sinilah kemudian kami tergerak membantu dengan membangun platform BELINDA dan JUMINTEN. BELINDA adalah BELajar INteraktif DAring sedangkan JUMINTEN adalah JUMpa INTeraktif pENgajar. BELINDA menggunakan platform open source Moodle yang serupa dengan ELINA yang telah lama dikenal oleh sivitas akademika Universitas Narotama. Sedangkan JUMINTEN menggunakan platform open source JITSI sebagai sarana live meeting. Harapannya BELINDA akan dipakai sebagai platform pemberian materi secara terstruktur, sedangkan JUMINTEN sebagai sarana interaksi langsung antara guru dan siswa minimal 15 menit per mata pelajaran.

Kami dari Fakultas Ilmu Komputer bergerak cepat, mulai dari mengumpulkan sumber daya server, menyusun tim dari mahasiswa yang dikoordinir BEM Fasilkom serta mengumpulkan sumber daya server dll dari para donatur/mitra. Sebuah press release segera kami susun dan sudah pula dimuat di website kampus serta dikutip oleh mitra kami PRIMA RADIO di http://primaradio.co.id/fasilkom-universitas-narotama-luncurkan-belinda-juminten-solusi-pembelajaran-daring-interaktif/

Sambil mengumpulkan sumber daya, kami segera membentuk tim dan melakukan pembangunan dan deployment sistem. Alhamdulillah sebagian tim telah sering kami ajak dan latih dalam berbagai kegiatan sehingga chemistry dapat segera terbangun dengan lancar. Demi memompa semangat mahasiswa maka kegiatan inipun kami kaitkan dengan tagline KAMPUS MERDEKA yang beberapa pointnya adalah kegiatan sosial kemanusiaan, proyek dan mengajar. Mata kuliah kewirausahaan yang kami ampu segera diarahkan menjadi topik sociopreneur untuk membackup kegiatan BELINDA dan JUMINTEN. Strategi pengerahan mahasiswa adalah mem BKO (Bawah Kendali Operasi)-kan semua peserta kuliah di bawah kendali Gubernur BEM Fasilkom atas arahan dan petunjuk Dekan Fakultas Ilmu Komputer.

Berbekal semangat BONEK meski baru 80% sistem siap kami nekat menyelenggarakan kuliah daring untuk UMUM dan GRATIS menggunakan platform BELINDA dan JUMINTEN. Kami mengusung topik Keamanan Siber dari pengalaman seorang mahasiswa yang mengalami akun WA nya dibajak orang lain. Pembicara kami siapkan seorang dosen, lalu dua orang dari alumni Fasilkom yang bekerja di bidang Keamanan Siber.

Pendaftaran peserta melalui platform BELINDA dan kami promosikan melalui akun media sosial pribadi para dosen Fasilkom. Setelah login melalui BELINDA peserta akan mendapatkan link dan password mengikuti kuliah tamu di JUMINTEN. BELINDA menggunakan alamat https://belinda.narotama.ac.id, sedangkan JUMINTEN menggunakan alamat https://juminten.narotama.ac.id


Di luar dugaan peserta meledak sampai 300 orang! Peserta datang dari arah barat mulai dari Jakarta, Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo hingga Mojokerto. Kemudian peserta paling timur berasal dari Makasar utamanya dari mitra kami di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian, Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Gambar saat peserta 280


Malam itu, Jumat 10 April 2020 itu terjadilah kehebohan luar biasa di dunia maya. Saya sudah masuk ke channel NgopiBareng di JUMINTEN sejam sebelum acara dapat melihat kenaikan peserta yang drastis dari menit ke menit. Tibalah jam 19.00 saya melihat pembicara pertama yaitu Moh. Noor Al-Azam sudah siap, dan dua pembicara lain Damara Putra dan Bagus Prasetyo juga sudah standby. Namun moderator yaitu Darian Rizaludin belum nampak di gelanggang. Segera saya mengambil alih kendali melakukan kontak dengan moderator yang ternyata kesulitan masuk karena problem internetnya. Sedangkan Gubernur BEM, M. Nur Arifin rupanya sudah masuk gelanggang. Pukul 19.10 segera saya minta Gubernur BEM bertindak sebagai moderator karena acara tak boleh terlalu lama ditunda. Setelah dibuka oleh moderator selanjutnya sepatah dua patah kata dari Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama.
Bagaimana acaranya?
Tentu heboh sekali, nampak di pembicaraan Facebook, ada yang tak bisa masuk karena internet lemot. Bayangkan saja aplikasi live meeting tapi peserta tembus 300 orang dalam satu waktu. Lalu ada yang tak bisa mendengar pembicaraan dari narasumber karena para peserta lain ada yang lupa mematikan microphone. Tak semua puas dengan acara ini, dan kami layani satu persatu untuk menjalin komunikasi yang baik. Materi akan kami antarkan via email untuk mengapresiasi mereka.

Hikmah yang kami petik adalah rupanya server ini cukup kuat melayani 300 user, meski harus ngos-ngosan. Dan kami juga memahami kelemahan aplikasi yang kami bangun. Di sisi lain kami juga harus mengakui bahwa konsep live meeting berbeda dengan broadcasting. Di lain hari kami telah mendapatkan pembelajaran dari pengalaman ini. Sebuah pengalaman yang luar biasa, ternyata minat belajar insan Indonesia di masa krisis tetap membara. Luar biasa, Indonesia!

Hanya itu? Tentu tidak…
Pendaftaran peserta yang tercatat di BELINDA membuat kami mendapatkan “harta karun” yang di masa kini kerap dikenal dengan bagian dari BIG DATA. Data email yang ikut acara ini berpotensi kami garap untuk marketing bagi Fakultas Ilmu Komputer dan para mitra yang terlibat. Para peserta jadi mengenal Universitas Narotama khususnya Fakultas Ilmu Komputer dengan cara yang berbeda.

Itulah gaya marketing di masa krisis dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama. The Corona Crisis Marketing with Belinda & Juminten. Kita harus tetap bersemangat dan berkarya di masa pandemi. Work From Home bukan menjadi arena rebahan semata, tapi tetap berkarya untuk bangsa. Kami siap menyongsong masa depan setelah krisis dengan menyiapkan diri sedini mungkin mengenalkan kepada calon pelanggan.

Next Target: USEK SMP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar