04 Januari 2022

NDA (Non Disclosure Agreement)

 



Sering kali kita menemukan istilah NDA (Non Disclosure Agreement) pada suatu perbincangan bisnis. NDA memiliki padanan kata Perjanjian Kerahasiaan Data dalam bahasa Indonesia
Suatu perjanjian yang menandai kesepakatan antar kedua belah pihak untuk saling membuka informasi dan bekerjasama serta berjanji untuk saling merahasiakan kegiatan ini kepada pihak lain,

Perjanjian tertulis ini penting karena pada suatu saat, kita akan bekerjasama dengan pihak lain dan dapat melihat informasi penting dan rahasia yang sebenarnya tak dapat dipublikasikan.
Bisa jadi informasi ini akan sangat rawan kalau dibocorkan pada kompetitor bisnis serupa

Suatu hari anak bungsuku di usia SMP diajak oleh sebuah startup aplikasi untuk melakukan studi bersama terkait penggunaan aplikasinya.
Meski masih di usia SMP ketertarikan pada hal2 baru mendorongnya untuk berpartisipasi pada survei lanjutan tentang aplikasi ini. 

Draft perjanjian dikirimkan melalui email yang berisi beraneka pasal terkait ruang lingkup kerjasama dan hal-hal yang harus dirahasiakan

Alhasil si bungsu diminta untuk mempelajari dokumen NDA dan kemudian menandatangani sebagai sebuah kesepakatan.
Langkah majulah, karena bapaknya jaman SMP masih suka melakukan uji coba bikin PCB dan hobby elektronikanya


06 September 2021

SENADA BELA NEGARA

 


Sesi Tanya Jawab oleh Dua Pembicara Kunci pada Seminar Nasional Sains Data Belanegara, Rabu (1/9) di Fave Hotel Rungkut, Surabaya. 
Sumber: Dokumen Pribadi Persma

SENADA (SEMINAR NASIONAL SAINS DATA) 2021

Baru berjalan satu tahun, program studi (prodi) Sains Data Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) telah berhasil menyelenggarakan Seminar Nasional Sains Data Bela Negara (SENADA) yang pertama pada Rabu (1/9). Seminar nasional yang bertemakan Peran Sains Data dalam Membantu Ketahanan dan Pemulihan UMKM di Masa Pandemi merupakan jawaban bagi para Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk bangkit dari keterpurukan. Selain itu, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (FIK), khususnya Prodi Sains Data, juga diharapkan dapat berperan dalam membantu pertumbuhan kembali UMKM. Acara dilaksanakan dengan perpaduan luring di Fave Hotel Rungkut, Surabaya dan daring menggunakan Zoom Meeting. Peserta luring dihadiri oleh jajaran pimpinan dan civitas akademik FIK serta dua pembicara kunci, Wahyudi Agustiono dan Aryo Nugroho.

        Menurut Koordinator Prodi Sains Data, I Gede Susrama, acara ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian terhadap UMKM. UMKM yang kondisinya sedang tidak stabil diharapkan mampu bekerja sama dengan dunia sains data untuk membangkitkan produktivitasnya. “Kita tahu sendiri di masa pandemi ini UMKM mengalami berbagai permasalahan. Hal ini mampu menjadi ancaman bagi perekonomian nasional. UMKM sebagai penggerak ekonomi domestik dan penyerap tenaga kerja saat ini tengah menghadapi penurunan produktivitas dan profit secara signifikan. Untuk itulah diperlukan solusi mitigasi dan pemulihan untuk membangkitkan kembali kondisi ini, salah satunya dengan mendorong platform digital (online) untuk memperluas kemitraan,” ujarnya saat sesi sambutan. Ia juga menambahkan adanya seminar ini dapat menjadi pencerahan untuk mahasiswa supaya terlibat dalam penelitian, pembelajaran, dan aplikasi Sains Data dalam kehidupan.

        Kartika Maulida selaku Ketua Panitia menjelaskan bahwa acara ini tidak hanya untuk memublikasikan judul dari pemakalah, melainkan juga untuk diskusi bersama pembicara, presentasi oleh pemakalah, serta sesi diskusi paralel. Judul yang telah dipresentasikan oleh pemakalah nantinya akan diterbitkan dalam Prosiding (kumpulan dari paper akademis yang dipublikasikan dalam suatu acara seminar akademis-Red). Pemakalah sendiri berasal dari berbagai universitas. “Jumlah pemapar judul yang berasal dari umum ada 14 orang. Sedangkan pesertanya ada 300, bahkan tadi juga tembus 304 orang. Nantinya output yang dihasilkan ya sebuah paper tadi. Setelah seminar nasional ini dilakukan akan masuk dalam penerbitan Prosiding,” jelas Kartika. Menurutnya, judul-judul yang didaftarkan dalam seminar nasional ini cukup inovatif dengan membawa permasalahan yang ada saat ini. UMKM sebagai penggerak utamanya ditambah peran sains data dan bela negara rupanya mampu dipadupadankan, bahkan dapat dijadikan penelitian. “Ini bagus sih, bisa jadi inovasi juga. Tak hanya dari peserta saja, tetapi mahasiswa juga bisa meniru inovasi dan variatifnya untuk dijadikan penelitian kedepannya,” tambahnya. Husain (FIK/19) juga mendukung variasi-variasi ide dalam judul penelitian tersebut. Menurutnya, topik yang dibahas membuatnya lebih mengenal tentang peran Sains Data dalam kehidupan. Apalagi ia terhitung baru dalam prodinya. Selain itu, diskusi bersama pembicara juga menjadikannya mendapat ilmu baru yang dapat digunakan dalam jurusannya.

       Gabungan ketiga topik bahasan antara sains data, bela negara, dan UMKM yang dinilai berjauhan rupanya menjadi daya tarik tersendiri bagi narasumber maupun peserta. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan peserta kepada para narasumber. “Saya senang ketika banyak pertanyaan yang mengarah ke substansi bahasan yang dibicarakan tadi. Nah, itu menunjukkan respon peserta baik juga menarik. Jadi ada feedback atau di-follow up peserta dengan pertanyaan tadi,” ungkap Wahyudi Agustiono selaku pembicara kunci dan sekaligus sebagai Master Mentor SIGAP UMKM. Selain Wahyudi, Aryo Nugroho juga mengaku senang menjadi pembicara seminar nasional kali ini. Aryo juga berpesan, “Kita tidak boleh berhenti hanya karena pandemi. Kita harus tetap upgrade apa yang kita punya. Karena nanti setelah pandemi berakhir, kalau kita kerjaannya hanya tiduran di rumah, nantinya orang lain akan lebih dahulu maju daripada kita.” (deb/apt)


Dikutip dari: https://pers-upn.com/2021/09/04/gabungkan-unsur-sains-data-bela-negara-dan-umkm-dalam-satu-seminar-nasional/