04 Oktober 2013

Industri Kreatif Surabaya




Industri Kreatif ditargetkan menjadi penggerak roda ekonomi kota Surabaya di masa depan. Pemkot Surabaya menunjukkan dukungannya dengan mengadakan Sarasehan Industri Kreatif Surabaya bertempat di Balai Pemuda pada hari Kamis (3/10) dengan merangkul sejumlah pelaku industri kreatif di seputar kota Surabaya. Acara yang dihadiri puluhan pelaku industri kreatif di Surabaya tersebut dibuka oleh Asisten III Sekkota Surabaya, M.Taswin; Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Agus Imam Sonhaji; dan Kepala Badan Koordinasi dan Pelayanan Modal (BKPPM) Surabaya, Eko Agus Supiadi. Adapun para pelaku industri kreatif yang hadir bergerak di bidang usaha fesyen, desain, arsitektur, teknologi informasi, film, musik, serta kuliner.

M. Taswin menjelaskan bahwa kegiatan sarasehan yang baru pertama kali digelar ini bertujuan untuk menampung aspirasi sebagai bentuk dukungan Pemkot Surabaya kepada para pelaku industri kreatif. Menurutnya, Surabaya memang sedikit terlambat dalam menggarap potensi industri kreatif dibandingkan kota besar lain seperti Singapura, Jakarta, dan Bandung. Namun, ia yakin dalam waktu dekat Surabaya akan mengejar ketertinggalannya. Untuk mencapai target, Pemkot akan mengintensifkan pelatihan dan pendampingan bagi para pelaku industri kreatif Surabaya agar mampu bertahan dalam persaingan global mengingat sebentar lagi masyarakat akan menghadapi gempuran produk dan pekerja asing sebagai imbas dari ASEAN Community.

Dalam diskusi yang berlangsung mulai pukul 9 pagi tersebut, enam orang dari kalangan akademisi dan pelaku industri kreatif ditunjuk sebagai narasumber untuk memberikan gambaran seputar ekonomi kreatif serta membagikan pengalaman suka-duka mereka selama bergelut di industri kreatif kota Surabaya. Mereka adalah Kumara Sadana Putra, Adhicipta R Wirawan, Kalson Sagala, Alek Kowalski, Aryo Nugroho, serta pakar kuliner Antonio Carlos. Turut menjadi moderator pada hari itu adalah James Tomasouw, M. Cahyo, dan Maria Nala Damayanti.

Mewakili subsektor industri kreatif teknologi informasi, Aryo Nugroho, co-founder startup aplikasi messenger Catfiz sekaligus dosen di Universitas Narotama, menuturkan beratnya merebut kepercayaan masyarakat terhadap produk lokal. Padahal, aplikasi buatannya mampu meraih banyak pengguna di negara-negara Arab. Ia juga menyayangkan ketika beberapa perusahaan penyedia jaringan memilih untuk berkolaborasi dengan startup asing.
“Kalau bukan kita sendiri, lantas siapa yang mau mengangkat produk lokal?” cetusnya. [ist]
Sumber: 
http://indonesiakreatif.net/news/liputan-event/the-next-creative-city-surabaya/
http://www.narotama.ac.id/index.php/deti/id/630Sarasehan_Industri_Kreatif_Surabaya.html
Enam orang dari kalangan akademisi dan pelaku industri kreatif ditunjuk sebagai narasumber untuk memberikan gambaran seputar ekonomi kreatif serta membagikan pengalaman suka-duka mereka selama bergelut di industri kreatif kota Surabaya. Mereka adalah Kumara Sadana Putra, Adhicipta R Wirawan, Kalson Sagala, Alek Kowalski, Aryo Nugroho, serta pakar kuliner Antonio Carlos. Moderator pada acara ini adalah James Tomasouw, M. Cahyo, dan Maria Nala Damayanti.
Mewakili subsektor industri kreatif teknologi informasi, Aryo Nugroho, co-founder startup aplikasi messenger Catfiz sekaligus dosen di Universitas Narotama, menuturkan beratnya merebut kepercayaan masyarakat terhadap produk lokal. Padahal, aplikasi buatannya mampu meraih banyak pengguna di negara-negara Arab. Ia juga menyayangkan ketika beberapa perusahaan penyedia jaringan memilih untuk berkolaborasi dengan startup asing.
“Kalau bukan kita sendiri, lantas siapa yang mau mengangkat produk lokal?” cetusnya. [ist]
Sumber: http://indonesiakreatif.net/news/liputan-event/the-next-creative-city-surabaya/ - See more at: http://www.narotama.ac.id/index.php/detil/id/630/Sarasehan_Industri_Kreatif_Surabaya.html#sthash.nnSmamvL.dpuf
Enam orang dari kalangan akademisi dan pelaku industri kreatif ditunjuk sebagai narasumber untuk memberikan gambaran seputar ekonomi kreatif serta membagikan pengalaman suka-duka mereka selama bergelut di industri kreatif kota Surabaya. Mereka adalah Kumara Sadana Putra, Adhicipta R Wirawan, Kalson Sagala, Alek Kowalski, Aryo Nugroho, serta pakar kuliner Antonio Carlos. Moderator pada acara ini adalah James Tomasouw, M. Cahyo, dan Maria Nala Damayanti.
Mewakili subsektor industri kreatif teknologi informasi, Aryo Nugroho, co-founder startup aplikasi messenger Catfiz sekaligus dosen di Universitas Narotama, menuturkan beratnya merebut kepercayaan masyarakat terhadap produk lokal. Padahal, aplikasi buatannya mampu meraih banyak pengguna di negara-negara Arab. Ia juga menyayangkan ketika beberapa perusahaan penyedia jaringan memilih untuk berkolaborasi dengan startup asing.
“Kalau bukan kita sendiri, lantas siapa yang mau mengangkat produk lokal?” cetusnya. [ist]
Sumber: http://indonesiakreatif.net/news/liputan-event/the-next-creative-city-surabaya/ - See more at: http://www.narotama.ac.id/index.php/detil/id/630/Sarasehan_Industri_Kreatif_Surabaya.html#sthash.nnSmamvL.dpuf
Enam orang dari kalangan akademisi dan pelaku industri kreatif ditunjuk sebagai narasumber untuk memberikan gambaran seputar ekonomi kreatif serta membagikan pengalaman suka-duka mereka selama bergelut di industri kreatif kota Surabaya. Mereka adalah Kumara Sadana Putra, Adhicipta R Wirawan, Kalson Sagala, Alek Kowalski, Aryo Nugroho, serta pakar kuliner Antonio Carlos. Moderator pada acara ini adalah James Tomasouw, M. Cahyo, dan Maria Nala Damayanti.
Mewakili subsektor industri kreatif teknologi informasi, Aryo Nugroho, co-founder startup aplikasi messenger Catfiz sekaligus dosen di Universitas Narotama, menuturkan beratnya merebut kepercayaan masyarakat terhadap produk lokal. Padahal, aplikasi buatannya mampu meraih banyak pengguna di negara-negara Arab. Ia juga menyayangkan ketika beberapa perusahaan penyedia jaringan memilih untuk berkolaborasi dengan startup asing.
“Kalau bukan kita sendiri, lantas siapa yang mau mengangkat produk lokal?” cetusnya. [ist]
Sumber: http://indonesiakreatif.net/news/liputan-event/the-next-creative-city-surabaya/ - See more at: http://www.narotama.ac.id/index.php/detil/id/630/Sarasehan_Industri_Kreatif_Surabaya.html#sthash.nnSmamvL.dpuf
Dalam diskusi yang berlangsung mulai pukul 9 pagi tersebut, enam orang dari kalangan akademisi dan pelaku industri kreatif ditunjuk sebagai narasumber untuk memberikan gambaran seputar ekonomi kreatif serta membagikan pengalaman suka-duka mereka selama bergelut di industri kreatif kota Surabaya. Mereka adalah Kumara Sadana Putra, Adhicipta R Wirawan, Kalson Sagala, Alek Kowalski, Aryo Nugroho, serta pakar kuliner Antonio Carlos. Turut menjadi moderator pada hari itu adalah James Tomasouw, M. Cahyo, dan Maria Nala Damayanti.
Read more at http://indonesiakreatif.net/news/liputan-event/the-next-creative-city-surabaya/#O39tdsCdYzgOtyrX.99
Dalam diskusi yang berlangsung mulai pukul 9 pagi tersebut, enam orang dari kalangan akademisi dan pelaku industri kreatif ditunjuk sebagai narasumber untuk memberikan gambaran seputar ekonomi kreatif serta membagikan pengalaman suka-duka mereka selama bergelut di industri kreatif kota Surabaya. Mereka adalah Kumara Sadana Putra, Adhicipta R Wirawan, Kalson Sagala, Alek Kowalski, Aryo Nugroho, serta pakar kuliner Antonio Carlos. Turut menjadi moderator pada hari itu adalah James Tomasouw, M. Cahyo, dan Maria Nala Damayanti
Read more at http://indonesiakreatif.net/news/liputan-event/the-next-creative-city-surabaya/#O39tdsCdYzgOtyrX.99
Dalam diskusi yang berlangsung mulai pukul 9 pagi tersebut, enam orang dari kalangan akademisi dan pelaku industri kreatif ditunjuk sebagai narasumber untuk memberikan gambaran seputar ekonomi kreatif serta membagikan pengalaman suka-duka mereka selama bergelut di industri kreatif kota Surabaya. Mereka adalah Kumara Sadana Putra, Adhicipta R Wirawan, Kalson Sagala, Alek Kowalski, Aryo Nugroho, serta pakar kuliner Antonio Carlos. Turut menjadi moderator pada hari itu adalah James Tomasouw, M. Cahyo, dan Maria Nala Damayanti
Read more at http://indonesiakreatif.net/news/liputan-event/the-next-creative-city-surabaya/#O39tdsCdYzgOtyrX.99
Enam orang dari kalangan akademisi dan pelaku industri kreatif ditunjuk sebagai narasumber untuk memberikan gambaran seputar ekonomi kreatif serta membagikan pengalaman suka-duka mereka selama bergelut di industri kreatif kota Surabaya. Mereka adalah Kumara Sadana Putra, Adhicipta R Wirawan, Kalson Sagala, Alek Kowalski, Aryo Nugroho, serta pakar kuliner Antonio Carlos. Moderator pada acara ini adalah James Tomasouw, M. Cahyo, dan Maria Nala Damayanti.
Mewakili subsektor industri kreatif teknologi informasi, Aryo Nugroho, co-founder startup aplikasi messenger Catfiz sekaligus dosen di Universitas Narotama, menuturkan beratnya merebut kepercayaan masyarakat terhadap produk lokal. Padahal, aplikasi buatannya mampu meraih banyak pengguna di negara-negara Arab. Ia juga menyayangkan ketika beberapa perusahaan penyedia jaringan memilih untuk berkolaborasi dengan startup asing.
“Kalau bukan kita sendiri, lantas siapa yang mau mengangkat produk lokal?” cetusnya. [ist] - See more at: http://www.narotama.ac.id/index.php/detil/id/630/Sarasehan_Industri_Kreatif_Surabaya.html#sthash.nnSmamvL.dpuf
Enam orang dari kalangan akademisi dan pelaku industri kreatif ditunjuk sebagai narasumber untuk memberikan gambaran seputar ekonomi kreatif serta membagikan pengalaman suka-duka mereka selama bergelut di industri kreatif kota Surabaya. Mereka adalah Kumara Sadana Putra, Adhicipta R Wirawan, Kalson Sagala, Alek Kowalski, Aryo Nugroho, serta pakar kuliner Antonio Carlos. Moderator pada acara ini adalah James Tomasouw, M. Cahyo, dan Maria Nala Damayanti.
Mewakili subsektor industri kreatif teknologi informasi, Aryo Nugroho, co-founder startup aplikasi messenger Catfiz sekaligus dosen di Universitas Narotama, menuturkan beratnya merebut kepercayaan masyarakat terhadap produk lokal. Padahal, aplikasi buatannya mampu meraih banyak pengguna di negara-negara Arab. Ia juga menyayangkan ketika beberapa perusahaan penyedia jaringan memilih untuk berkolaborasi dengan startup asing.
“Kalau bukan kita sendiri, lantas siapa yang mau mengangkat produk lokal?” cetusnya. [ist] - See more at: http://www.narotama.ac.id/index.php/detil/id/630/Sarasehan_Industri_Kreatif_Surabaya.html#sthash.nnSmamvL.dpuf
M. Taswin menjelaskan bahwa kegiatan sarasehan yang baru pertama kali digelar ini bertujuan untuk menampung aspirasi sebagai bentuk dukungan Pemkot Surabaya kepada para pelaku industri kreatif. Menurutnya, Surabaya memang sedikit terlambat dalam menggarap potensi industri kreatif dibandingkan kota besar lain seperti Singapura, Jakarta, dan Bandung. Namun, ia yakin dalam waktu dekat Surabaya akan mengejar ketertinggalannya. Untuk mencapai target, Pemkot akan mengintensifkan pelatihan dan pendampingan bagi para pelaku industri kreatif Surabaya agar mampu bertahan dalam persaingan global mengingat sebentar lagi masyarakat akan menghadapi gempuran produk dan pekerja asing sebagai imbas dari ASEAN Community.
Dalam diskusi yang berlangsung mulai pukul 9 pagi tersebut, enam orang dari kalangan akademisi dan pelaku industri kreatif ditunjuk sebagai narasumber untuk memberikan gambaran seputar ekonomi kreatif serta membagikan pengalaman suka-duka mereka selama bergelut di industri kreatif kota Surabaya. Mereka adalah Kumara Sadana Putra, Adhicipta R Wirawan, Kalson Sagala, Alek Kowalski, Aryo Nugroho, serta pakar kuliner Antonio Carlos. Turut menjadi moderator pada hari itu adalah James Tomasouw, M. Cahyo, dan Maria Nala Damayanti.

Read more at http://indonesiakreatif.net/news/liputan-event/the-next-creative-city-surabaya/#O39tdsCdYzgOtyrX.99

17 September 2013

Tim Jurnalistik MAESTRO : Trend Seminar di Kalangan Mahasiswa

Diselenggarakan seminar tentunya membawa manfaat , namun apakah tujuan mahasiswa di balik keikutsertaannya mengikuti seminar?


Akhir-akhir ini kerap ramai mahasiswa mulai ikut kegiatan seminar baik menjadi panitia ataupun peserta. Mulai dari ingin menyosialisasikan hal baru di kalangan masyarakat ataupun hanya sekedar memenuhi program kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Tentunya persiapan sebuah kegiatan seminar tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.  Perlu persiapan matang, sebab akan mempertaruhkan nama baik organisasi ataupun kepanitian ke hadapan sponsor dan juga peserta.
Seminar biasanya bisa menyeimbangkan antara kemampuan  hardskill dan softskill sekaligus menambah wawasannya. Tetapi apa sebenarnya tujuan dari mahasiswa mengikuti ataupun membuat kegiatan ini?
Terdapat tiga himpunan mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Udayana yang menyelenggarakan seminar nasional pada caturwulan pertama tahun 2013, antara lain Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro (HME), Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil (HMS) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi (HMTI).
HME adalah yang pertama melaksanakan kegiatan ini, yakni tanggal 09 Februari 2013. Diketuai oleh Ni Made Erma Pratiwi A., mengangkat tema seminar “Mengembangkan Jiwa Bisnis Yang Professional Dalam Perkembangan Teknologi Android.” Menghadirkan beberapa pembicara yaitu Aryo Nugroho (Founder Of CATFIZ Ultimate Indonesia) dan IGN Alit Kelakan (anggota DPD RI sekaligus Alumni Elektro). “Penyelenggaraan Seminar Nasional oleh HME merupakan rangkaian acara Elektro Festival yang merupakan salah satu jalan membawa nama baik Himpunan Mahasiswa Elektro itu sendiri” ungkap Erma ketika diwawancarai.
Bulan Februari 2013 HMS menyelenggarakan seminar dengan tema “Inovasi Pengembangan Sistem Transportasi yang Berkelanjutan Menuju Transportasi yang Lebih Baik”. “Karena seminar ini temanya mengenai transportasi jadi kita akan membahas mengenai teknologi baru seperti jalan tol yang sekarang masih dalam masa pembangunan dan kebijaksanaan baru seperti trans sarbagita” ungkap Dewa Ayu Putu Adhiya G. Putri selaku ketua seminar Jurusan Sipil, saat ditanya mengenai alasan pemilihan tema seminar. Ia juga menambahkan “Mengingat banyak orang yang belum tahu akan kegunaan dari jalan tol dan trans sarbagita misalnya dalam mengurangi kemacetan sehingga kami membantu mensosialisasikan dan memberikan pengetahuan lebih agar masyarakat dapat mengerti dan terbuka dibalik kebijaksanaan yang diambil.”
HMTI pada 15 Maret 2013 juga menyelenggarakan Seminar. Diketuai oleh A.A Primaningrat Gita Puspita dengan mengangkat tema “IT Preneurship”. Dengan tema tersebut, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai dunia marketing lewat media online dan untuk mengajarkan terutama kepada mahasiswa bagaimana caranya menciptakan lapangan kerja. Menurut Anak Agung Primaningrat Gita Puspita yang biasa dipanggil Gita mengatakan “Selama seminar nasional tersebut bertujuan positif, dapat menginspirasi dalam bidang kewirausahaan, pengembangan diri, dapat menambah ilmu, dan hal positif lainnya maka kegiatan ini sangat berguna dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.” Alasan lain diadakannya seminar nasional oleh HMTI adalah karena di bidang Humas HMTI memiliki program kerja menyelenggarakan Seminar. Bagaimana dengan mahasiswanya? Beginilah tanggapan beberapa mahasiswa setelah diwawancarai.
Menurut I Dewa Gede Adiyoga Pramana Purwa, mahasiswa jurusan Arsitek angkatan 2011 berpendapat “Seminar nasional itu umum bagi mahasiswa, selain pembicara yang bagus dan tema yang menarik, mahasiswa mengikuti semnas juga untuk mencari SKP meskipun poinnya berbeda-beda tiap fakultas”,tambahnya.
Lain halnya dengan Anak Agung Alit Istri Purnamaningrat , mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi yang telah mengikuti seminar HMTI mengatakan “Mengikuti seminar untuk mencari pengetahuan tentang bisnis online karena bisnis online itu mudah dan asyik.” Selain itu “Aku sih terarik, soal nya pembicara nya juga kayak nya menyenangkan , terbukti dengan tidak  ngebosenin seminarnya dan aku juga mau belajar ilmu marketing online soalnya mau buat usaha” ungkap salah satu peserta seminar HMTI Dewa Gede Wahya Diatmika.
Intinya menyelenggarakan ataupun mengikuti seminar akan mempunyai manfaat yang bagus jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan setelah mendapat ilmu dari seminar mampu mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. (sri/omg)

Sumber : http://maestro.unud.ac.id/?p=260